DIMENSI DAN PERSPEKTIF ILMU KOMUNIKASI
BAB
II
PEMBAHASAN
Menurut
Cangara (2007: 51) mengemukakan bahwa “komunikasi pada dasarnya dilihat dari
berbagai dimensi yakni, komunikasi sebagai proses, komunikasi sebagai simbolik,
komunikasi sebagai sistem, komunikasi sebagai transaksional, komunikasi sebagai aktivitas sosial dan komunikasi
sebagai multidimensional”.
1.
Komunikasi
sebagai proses
Jika komunikasi dipandang sebagai proses, komunikasi
yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang berlangsung secara dinamis. Sesuatu
yang didefinisikan sebagai proses, berarti unsur-unsur yang ada di dalamnya
bergerak aktif, dinamis dan tidak statis. Demikian Berlo dakam bukunya The Process of Communication (1960).
Dilihat dari konteks komunikasi antar pribadi,
proses menunjukkan adanya kegiatan pengiriman pesan dari seseorang kepada orang
lain. Sementara itu, dari konteks komunikasi massa, proses dimulai dari
kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyebaran berita dari penerbit atau
stasiun televise kepada khalayak.
2.
Komunikasi
sebagai simbolik
Hampir semua pernyataan manusia baik yang ditujukan
untuk kepentingan dirinya, maupun untuk kepentingan orang lain dinyatakan dalam
bentuk symbol. Hubungan antar pihak yang ikut serta dalam proses komunikasi
banyak ditentukan oleh simbol atau lambang-lambang yang digunakan dalam
berkomunikasi.
Seorang penyair yang mengagumi sekumtum bunga akan
mengeluarkan pernyataan lewat bahasa “alangkah indahnya bunga ini”, ataukah
seor ang polisi lalu lintas yang tidak bisa berdiri terus di persimpangna
jalan, peranannya dapat digantikan lewat rambu-rambu jalan atau lampu pengatur
lalu lintas (traffic light). Simbol
merupakan hasil kreasi manusiadan sekaligus menunjukkan tingginya kualitas
budaya manusia dalam berkominkasi dengan sesamanya.
Simbol dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa lisan
atau tertulis (verbal) maupun melalui isyarat-isyarat tertentu (non0-verbal).
Simbol membawa pernyataan dan diberi arti oleh penerima, karena berkomunikasi
bukanlah hal yang mudah, melainkan suatu persoalan yang cukup rumit.
Proses pemberian makna terhadap simbol-simbol yang
digunakan dalam berkomunikasi, selain dipengaruhi faktor budaya, juga factor
psikologis, terutama pada saat pesan di decode
oleh penerima. Sebuah pesan yang disampaikan dengan simbol yang sama, bisa saja
berbeda arti bilaman individu yang menerima pesan itu berbeda dalam kerangka
berfikir dan kerangka pengalaman. “Meskipun kita hidup dalam satu bahasa yang
sama (Inggris), tetapi kita banyak yang berbeda dalam kerangka budaya”.
Demikian MacNamara (1966) mantan Direktur Bank Dunia dalam suatu seminar.
3.
Komunikasi
sebagai sistem
Sistem sering kali didefinisikan sebagai suatu
aktivitas dimana semua komponen atau unsure yang mendukungnya saling
berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan luaran ( Semprivivo, 1982), atau
dengan kata lain seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain.
Suatu sistem senantiasa memerlukan sifat-sifat yakni menyeluruh, saling
bergantung berurutan, mengontrol dirinya, seimbang, berubah, adaptif dan
memiliki tujuan.
Menyeluruh berarti semua komponen yang membangun sistem
itu merupakan satu kesatuan yang integrative yang tidak bisa dipisahkan satu
sama lain. Oleh karena itu, dalam proses kerjanya semua komponen saling
berinteraksi.
Saling bergantung berarti mengikuti aturan permainan
permainan yang ada. Disini sistem harus melakukan control atau pengawasan
terhadap berfungsi tidaknya semua komponen itu dalam menciptakan suatu
kesiembangan yang dinamis.
Karena ia melakukan kontrol terhadap semua komponen
yang mendukungnya, tidak ada jalan lain kecuali sistem harus memiliki tujuan
dan kemapuan adaptif dengan mengandalkan kerja sama diantara komponen-komponen
tersebut. Artinya, jika salah satu komponennya tidak berfungsi dengan baik, sistem
itu secara otomatis tidak dapat berjalan secara normal sebagaiman mestinya. Ini berarti sistem
harus dilihat secara menyeluruh (totalitas) dan bukannya terpisah satu sama
lain.
Dari
segi bentuknya, sistem dapat dibedakan atas dua macam, yakni:
1. Sistem
terbuka (open system) adalah sistem
dimana prosesnya terbuka dari pengaruh lingkungan yang ada disekitarnya. Dalam
penerapannya, sistem terbuka banyak ditemukan pada peristiwa-peristiwa sosial
dimana suatu kegiatan banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor luar, misalnya
agama, politik, ekonomi, ilai budaya dan sebagainya.
2. Sistem
tertutup (closed system) adalah system dimana prosesnya tertutup dari
pengaruh luar (lingkungan). Dalam penerapannya, sistem tertutup banyak ditemui dalam kegiatan uji coba
laboratorium yang berusaha mengisolasi pengaruh luar, misalnyadebu, musim,
cuaca, udara dan sebagainya.
Kalau
sistem dikaitkan dengan proses komunikasi dapat dikatakan bahwa komunikasi
adalah suatu sistem. Hal ini tercermin dari unsur-unsur yang mendukungnya
sebagai suatu kesatuan yang integratif yang saling bergantung satu sama lain.
COMMUNICATION
|
RECEIVER
|
CHANNEL
|
MESSAGE
|
SENDER
|
Sumber: Edwin M. Verona;
Communication, 1982
|
Proses seperti diatas menciptakan
struktur yang sistematis di mana semua unsure atau komponen saling berurutan,
yakni sumber harus mendahului pesan dan pesan harus mendahului saluran dan
seterusnya. Perubahan struktur akan member pengaruh jalannya sistem yang
berjalan. Keterikatan antara satu komponen dengan komponen lainnya akan
melahirkan suatu putaran umpan balik (feedback
loops) dan hasilnya merupakan kerja sama dari semua komponen yang ada (synergic)
4.
Komunikasi
sebagai Transaksional
Komunikasi boleh dikata tidak pernah terjadi tanpa
melibatkan orang lain. Oleh karena itu, dalam proses yang demikian akan timbul action dan interaction di antara para pelaku-pelaku komunikasi. Akan tetapi,
aksi dan interaksi disini menurut Miller (Cangara, 2007: 56) “baru menuntut
reaksi balik dari penerima informasi kepada pemberi informasi”. Namun,
akhir-akhir ini para sarjana komunikasi memandang bahwa komunikasi disini bukan
hanya interaksi dalam bentuk adanya umpan balik, melainkan di tuntut pada
tataran yang lebih tinggi dan lebih kompleks, yakni adanya interplay yang
saling mempengaruhi (mutual influence) secara simultan dan
dinamis diantara para pelaku komunikasi. Lebih jauh para pelaku komunikasi ini
dituntut memiliki partisispasi yang tinggi dan convergensi (ke arah perhatian) yang sama dalam membicarakan
sesuatu menurut konteksnya.
Dengan demikian, dapat dikatakan komunikasi adalah kerja
sama (cooperative) yang dilihat dari
sisi relasional antara orang-orang yang terlibat dalam bentuk komunikasi antar
pribadi (lebih dari satu orang), atau komunikasi massa yang melibatkan banyak
orang sekalipun dalam situasi diantarai oleh media.
5.
Komunikasi
sebagai Aktivitas Sosial
Sudah menjadi sifat manusia yakni selalu berusaha
untuk berhubungan dengan sesamanya. Upaya ini dilakukan untuk menghilangkan
keterasingan mereka, dan juga keinginan untuk mengetahui apa yang terjadi di
luar dirinya (communication is human). Hubungan
antara sesama manusia, apakah itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
apakah itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ataukah untuk
kepentingan aktualisasi diri dalam membicarakan
masalah-masalah politik, sosial, budaya, seni, dan teknologi. Oleh
karena itu, komunikasi menjadi jembatan dalam menghubungkan antara kepentingan
diri manusia sebagai individu dengan masyarakat disekelilingnya. Misalnya dalam
konteks bisnis diperlukan aktivitas komunikasi periklanan dalam mempersuasi
masyarakat untuk membeli barang, demikian pula negosiasi untuk membuat peluang
kemungkinan kerja saa ekonomi antara para pelaku pasar.
Komunikasi sebagai aktivitas sosial, tidak saja
menjadi jembatan untuk para pengambil kebijakan di tingkat pemerintahan, tetapi
juga dalam tataran yang lebih rendah pada tingkat akar rumput (grossroot) menjadi kebutuhan para
anggota masyarakat dengan membicarakan berbagai permasalahan, mulai dari
masalah kehidupan sehari-hari merka sampai kepada hal-hal yang terjadi di luar
lingkungan sosialnya. Hal ini terutama semakin gencarnya informasi yang mereka
terima dari media massa seperti televise, surat kabar, radio dan media lainnya.
Aktivitas para anggota masyarakat dalam membicarakan isu-isu yang mereka dengar
dan lihat itu, sebagai salah satu bentuk partisipasi dalam memikirkan dan
menjadikan dirinya sebagai bagian dari suatu masyarakat.
6.
Komunikasi
sebagai Multidimensional
Kalau komunikasi dilihat dari perspektif
multidimensional, ada dua tingkatan yang dapat diidentifikasi, yakni dimensi
isi (content dimension) dan dimensi
hubungan (relationship dimension).
Dalam komunikasi antarmanusia, kedua dimensi ini
tidak terpisah satu sama lain. Dimensi ini menunjukkan pada kata, bahasa dan
informasi yang dibawa oleh pesan, sementara dimensi hubungan menunjukkan
bagaimana peserta komunikasi berinteraksi satu sama lain.
Menurut Cuyno (Cangara, 2007: 58) “dalam dimensi
hubungan ada llima elemen dasar komunikasi yang berinteraksi satu sama lain
sebagai hubungan yang multidimensional.
S
|
C
|
E
|
M
|
R
|
Proses Komunikasi yang
Multidimensional
|
Keterangan
:
S
: Sender ( sumber )
M:
Messege ( Pesan)
R:
Receiver (penerima)
C:
Chanel (saluran/signal)
E:
Effect (pengaruh/akibat)
Pada
gambar diatas dapat dilihat bahwa komunikasi yang multidimensional dibangun
lebih dari satu hubungan, yakni satu elemen dapat memiliki empat keterikatan
dengan elemen lainnya.
Asumsi
dasar hubungan multidimensional, bahwa sebuah elemen bisa saja mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh satu unsure atau lebih. Artinya sumber tidak hanya
mempengaruhi pesan tetapi juga mempengaruhi saluran dan penerima. Begitu juga
sebaliknya, saluran dan penerima dapat mempengaruhi sumber.
contoh pengalaman dari
BalasHapusKomunikasi Sebagai Multidimensional