Senin, 23 Desember 2013

DIMENSI DAN PERSPEKTIF ILMU KOMUNIKASI



DIMENSI DAN PERSPEKTIF ILMU KOMUNIKASI
BAB II
PEMBAHASAN

Menurut Cangara (2007: 51) mengemukakan bahwa “komunikasi pada dasarnya dilihat dari berbagai dimensi yakni, komunikasi sebagai proses, komunikasi sebagai simbolik, komunikasi sebagai sistem, komunikasi sebagai transaksional, komunikasi  sebagai aktivitas sosial dan komunikasi sebagai multidimensional”.

1.        Komunikasi sebagai proses
Jika komunikasi dipandang sebagai proses, komunikasi yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang berlangsung secara dinamis. Sesuatu yang didefinisikan sebagai proses, berarti unsur-unsur yang ada di dalamnya bergerak aktif, dinamis dan tidak statis. Demikian Berlo dakam bukunya The Process of Communication (1960).
Dilihat dari konteks komunikasi antar pribadi, proses menunjukkan adanya kegiatan pengiriman pesan dari seseorang kepada orang lain. Sementara itu, dari konteks komunikasi massa, proses dimulai dari kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyebaran berita dari penerbit atau stasiun televise kepada khalayak.
2.        Komunikasi sebagai simbolik
Hampir semua pernyataan manusia baik yang ditujukan untuk kepentingan dirinya, maupun untuk kepentingan orang lain dinyatakan dalam bentuk symbol. Hubungan antar pihak yang ikut serta dalam proses komunikasi banyak ditentukan oleh simbol atau lambang-lambang yang digunakan dalam berkomunikasi.
Seorang penyair yang mengagumi sekumtum bunga akan mengeluarkan pernyataan lewat bahasa “alangkah indahnya bunga ini”, ataukah seor ang polisi lalu lintas yang tidak bisa berdiri terus di persimpangna jalan, peranannya dapat digantikan lewat rambu-rambu jalan atau lampu pengatur lalu lintas (traffic light). Simbol merupakan hasil kreasi manusiadan sekaligus menunjukkan tingginya kualitas budaya manusia dalam berkominkasi dengan sesamanya.
Simbol dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis (verbal) maupun melalui isyarat-isyarat tertentu (non0-verbal). Simbol membawa pernyataan dan diberi arti oleh penerima, karena berkomunikasi bukanlah hal yang mudah, melainkan suatu persoalan yang cukup rumit.
Proses pemberian makna terhadap simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi, selain dipengaruhi faktor budaya, juga factor psikologis, terutama pada saat pesan di decode oleh penerima. Sebuah pesan yang disampaikan dengan simbol yang sama, bisa saja berbeda arti bilaman individu yang menerima pesan itu berbeda dalam kerangka berfikir dan kerangka pengalaman. “Meskipun kita hidup dalam satu bahasa yang sama (Inggris), tetapi kita banyak yang berbeda dalam kerangka budaya”. Demikian MacNamara (1966) mantan Direktur Bank Dunia dalam suatu seminar.
3.        Komunikasi sebagai sistem
Sistem sering kali didefinisikan sebagai suatu aktivitas dimana semua komponen atau unsure yang mendukungnya saling berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan luaran ( Semprivivo, 1982), atau dengan kata lain seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain. Suatu sistem senantiasa memerlukan sifat-sifat yakni menyeluruh, saling bergantung berurutan, mengontrol dirinya, seimbang, berubah, adaptif dan memiliki tujuan.
Menyeluruh berarti semua komponen yang membangun sistem itu merupakan satu kesatuan yang integrative yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Oleh karena itu, dalam proses kerjanya semua komponen saling berinteraksi.
Saling bergantung berarti mengikuti aturan permainan permainan yang ada. Disini sistem harus melakukan control atau pengawasan terhadap berfungsi tidaknya semua komponen itu dalam menciptakan suatu kesiembangan yang dinamis.
Karena ia melakukan kontrol terhadap semua komponen yang mendukungnya, tidak ada jalan lain kecuali sistem harus memiliki tujuan dan kemapuan adaptif dengan mengandalkan kerja sama diantara komponen-komponen tersebut. Artinya, jika salah satu komponennya tidak berfungsi dengan baik, sistem itu secara otomatis tidak dapat berjalan secara  normal sebagaiman mestinya. Ini berarti sistem harus dilihat secara menyeluruh (totalitas) dan bukannya terpisah satu sama lain.
Dari segi bentuknya, sistem dapat dibedakan atas dua macam, yakni:
1.      Sistem terbuka (open system) adalah sistem dimana prosesnya terbuka dari pengaruh lingkungan yang ada disekitarnya. Dalam penerapannya, sistem terbuka banyak ditemukan pada peristiwa-peristiwa sosial dimana suatu kegiatan banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor luar, misalnya agama, politik, ekonomi, ilai budaya dan sebagainya.
2.      Sistem tertutup (closed system)  adalah system dimana prosesnya tertutup dari pengaruh luar (lingkungan). Dalam penerapannya, sistem tertutup  banyak ditemui dalam kegiatan uji coba laboratorium yang berusaha mengisolasi pengaruh luar, misalnyadebu, musim, cuaca, udara dan sebagainya.
Kalau sistem dikaitkan dengan proses komunikasi dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu sistem. Hal ini tercermin dari unsur-unsur yang mendukungnya sebagai suatu kesatuan yang integratif yang saling bergantung satu sama lain.
COMMUNICATION

RECEIVER

CHANNEL

MESSAGE

SENDER

Sumber: Edwin M. Verona; Communication, 1982

Proses seperti diatas menciptakan struktur yang sistematis di mana semua unsure atau komponen saling berurutan, yakni sumber harus mendahului pesan dan pesan harus mendahului saluran dan seterusnya. Perubahan struktur akan member pengaruh jalannya sistem yang berjalan. Keterikatan antara satu komponen dengan komponen lainnya akan melahirkan suatu putaran umpan balik (feedback loops) dan hasilnya merupakan kerja sama dari semua komponen yang ada (synergic)
4.        Komunikasi sebagai Transaksional
Komunikasi boleh dikata tidak pernah terjadi tanpa melibatkan orang lain. Oleh karena itu, dalam proses yang demikian akan timbul action dan interaction di antara para pelaku-pelaku komunikasi. Akan tetapi, aksi dan interaksi disini menurut Miller (Cangara, 2007: 56) “baru menuntut reaksi balik dari penerima informasi kepada pemberi informasi”. Namun, akhir-akhir ini para sarjana komunikasi memandang bahwa komunikasi disini bukan hanya interaksi dalam bentuk adanya umpan balik, melainkan di tuntut pada tataran yang lebih tinggi dan lebih kompleks, yakni adanya interplay yang saling  mempengaruhi (mutual influence) secara simultan dan dinamis diantara para pelaku komunikasi. Lebih jauh para pelaku komunikasi ini dituntut memiliki partisispasi yang tinggi dan convergensi (ke arah perhatian) yang sama dalam membicarakan sesuatu menurut konteksnya.
Dengan demikian, dapat dikatakan komunikasi adalah kerja sama (cooperative) yang dilihat dari sisi relasional antara orang-orang yang terlibat dalam bentuk komunikasi antar pribadi (lebih dari satu orang), atau komunikasi massa yang melibatkan banyak orang sekalipun dalam situasi diantarai oleh media.
5.        Komunikasi sebagai Aktivitas Sosial
Sudah menjadi sifat manusia yakni selalu berusaha untuk berhubungan dengan sesamanya. Upaya ini dilakukan untuk menghilangkan keterasingan mereka, dan juga keinginan untuk mengetahui apa yang terjadi di luar dirinya (communication is human). Hubungan antara sesama manusia, apakah itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, apakah itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ataukah untuk kepentingan aktualisasi diri dalam membicarakan  masalah-masalah politik, sosial, budaya, seni, dan teknologi. Oleh karena itu, komunikasi menjadi jembatan dalam menghubungkan antara kepentingan diri manusia sebagai individu dengan masyarakat disekelilingnya. Misalnya dalam konteks bisnis diperlukan aktivitas komunikasi periklanan dalam mempersuasi masyarakat untuk membeli barang, demikian pula negosiasi untuk membuat peluang kemungkinan kerja saa ekonomi antara para pelaku pasar.
Komunikasi sebagai aktivitas sosial, tidak saja menjadi jembatan untuk para pengambil kebijakan di tingkat pemerintahan, tetapi juga dalam tataran yang lebih rendah pada tingkat akar rumput (grossroot) menjadi kebutuhan para anggota masyarakat dengan membicarakan berbagai permasalahan, mulai dari masalah kehidupan sehari-hari merka sampai kepada hal-hal yang terjadi di luar lingkungan sosialnya. Hal ini terutama semakin gencarnya informasi yang mereka terima dari media massa seperti televise, surat kabar, radio dan media lainnya. Aktivitas para anggota masyarakat dalam membicarakan isu-isu yang mereka dengar dan lihat itu, sebagai salah satu bentuk partisipasi dalam memikirkan dan menjadikan dirinya sebagai bagian dari suatu masyarakat.
6.        Komunikasi sebagai Multidimensional
Kalau komunikasi dilihat dari perspektif multidimensional, ada dua tingkatan yang dapat diidentifikasi, yakni dimensi isi (content dimension) dan dimensi hubungan (relationship dimension).
Dalam komunikasi antarmanusia, kedua dimensi ini tidak terpisah satu sama lain. Dimensi ini menunjukkan pada kata, bahasa dan informasi yang dibawa oleh pesan, sementara dimensi hubungan menunjukkan bagaimana peserta komunikasi berinteraksi satu sama lain.
Menurut Cuyno (Cangara, 2007: 58) “dalam dimensi hubungan ada llima elemen dasar komunikasi yang berinteraksi satu sama lain sebagai hubungan yang multidimensional.
S
C
E
M
R
       Proses Komunikasi yang Multidimensional
Perhatikan gambar di bawah ini:
Keterangan :
S : Sender ( sumber )
M: Messege ( Pesan)
R: Receiver (penerima)
C: Chanel (saluran/signal)
E: Effect (pengaruh/akibat)
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa komunikasi yang multidimensional dibangun lebih dari satu hubungan, yakni satu elemen dapat memiliki empat keterikatan dengan elemen lainnya.
Asumsi dasar hubungan multidimensional, bahwa sebuah elemen bisa saja mempengaruhi dan dipengaruhi oleh satu unsure atau lebih. Artinya sumber tidak hanya mempengaruhi pesan tetapi juga mempengaruhi saluran dan penerima. Begitu juga sebaliknya, saluran dan penerima dapat mempengaruhi sumber.

1 komentar:

  1. contoh pengalaman dari
    Komunikasi Sebagai Multidimensional

    BalasHapus